Minggu, 04 Oktober 2015

Sejarah Kerajaan Kutai

Sejarah Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong), tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.

Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa / tiang batu berjumlah 7 buah. Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam Kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.


A. SISTEM POLITIK KERAJAAN KUTAI
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Istilah Waprakeswara–tempat suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara.

Raja Kudungga
Raja Kudungga adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai. Tetapi, apabila dilihat dari nama raja yang masih menggunakan nama Indonesia, para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadikerajaan dan mengangkat dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun-temurun.

Aswawarman
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman. Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur. Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.

Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Sementara itu Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu. Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tenteram dan sejahtera.

Hanya ketiga raja tersebut yang tertulis dalam prasasti Yupa. Sementara itu raja-raja lain setelah Mulawarman belum diketahui secara pasti karena keterbatasan sumber sejarah.


B. KEHIDUPAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut:
Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur.
Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana. Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat dari letak geografis, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) yang disebut Vratyastoma. Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya, sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli, dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.

C. RUNTUHNYA KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:41:00 PM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:41:00 PM

Kerajaan Hindu Indonesia

Agama Hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.

1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Hindu Indonesia
Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman. Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingati upacara itu maka didirikan sebuah Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai Kerajaan Kutai.

2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Hindu Indonesia
Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke- 5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang
terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir

3. Kerajaan Kediri
Kerajaan Hindu Indonesia
Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran.

4. Kerajaan Singasari
Kerajaan Hindu Indonesia
Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), Panji Tohjaya (1248), Ranggawuni
(1248-1268), Kertanegara (1268 -1292).

Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:
1. Candi Jago/Jajaghu, sebagai ma-kam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.
5. Kerajaan Majapahit
Puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia adalah pada masa kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur.
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit antara lain :

a. Raden Wijaya (1293-1309)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yaitu seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura. Beliau minta bantuan Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya kembali ke Kediri, berpura- pura mengabdi kepada Jayakatwang. Sebagai imbalan Jayakatwang menghadiahkan daerah hutan Tarik kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang berhasil dikalahkan. Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.

b. Jayanegara (1309-1328)
Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet adalah putra Raden Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Pada saat Jayanegara menjadi raja, sering terjadi pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, Sora, Nambi, dan Kuti.
Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu, Jayanegara melarikan diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari pemberontakan Kuti. Berkat bantuan Gajah Mada, Jayanegara dapat merebut kembali tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan. Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.

c. Tribuwanatunggadewi (1328-1350)
Jayanegara memerintah sampai tahun 1328. Beliau wafat tanpa meninggalkan putra. Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, karena Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja.
Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani.
Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat perdana menteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang sakit. Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada berhasil melaksanakan tugas itu. Beliau diangkat menjadi maha patih. Saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan Nusantara ketika itu adalah Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau), yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun).
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Gajah Mada membangun armada laut. Karena memiliki angkatan laut yang kuat, Kerajaan Majapahit dikenal seba-gai kerajaan maritim. Pimpinan armada laut dipercayakan kepada Empu Nala. Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.

d. Hayam Wuruk (1334-1389)
Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan citacitanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara dapat ditaklukkan di bawah Majapahit. Wilayah kerajaannya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Pada masa ini, Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan- kerajaan di daerah daratan Asia Tenggara seperti India, Muangthai, Kamboja, dan Cina. Dengan kemajuan hubungan itu, perdagangan dan pelayaran kerajaan Majapahit semakin maju. Bandar-bandar Majapahit, seperti Ujung Galuh, Tuban, Gresik, dan Pasuruan ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Cina, India, dan Persia.
Selain berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju. Hayam Wuruk membangun waduk dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah lalu lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempahrempah, kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.
Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung. Karya sastra yang terkenal pada masa Kerajaan Majapahit ialah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila. Sedangkan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memkasa raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas. Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak peristiwa itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat padatahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit mengalami kemunduran.

e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429)
Sepeninggal Hayam Wuruk, terjadi perebutan kekuasaan di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk adalah Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk) diberi kekuasaan di Blambangan. Menurut Bhre Wirabumi, dirinya yang berhak menjadi raja di Majapahit. Pada tahun 1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana wafat. Wirakramawardana digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya adalah Bhre Pamotan yang bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari pertentangan keluarga. Bhre Pamotan wafat pada tahun 1453 dan tidak ada penggantinya. Baru pada tahun 1456, muncul Bhre Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut sampai pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:31:00 PM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:31:00 PM

Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh

Kerajaan atau kesultanan Aceh merupakan salah satu kerjaan yang cukup besar di Sumatra, didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 kesultanan aceh berkembang dengan sangat pesat dan memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas. Sebagai salah satu kerajaan Islam, kesultanan Aceh meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah yang masih utuh hingga saat ini diantaranya adalah:

Masjid Raya Baiturrahman
Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh
Bangunan ini dibuat oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1022 H/1612 M terletak tepat di pusat Kota Banda Aceh dan menjadi pusat kegiatan keagamaan di Aceh Darussalam. Sewaktu agresi tentara Belanda kedua pada 10 April 1873, Masjid Raya Baiturrahman sempat dibakar. Namun kemudian, Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada tahun 1877 untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh.

Sampai saat ini Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi termasuk salah satu Masjid dengan arsitektur terindah di Indonesia. Ada cerita menarik tentang masjid yang satu ini, Saat tsunami meluluh lantakan Aceh pada 26 Desember 2004 silam, Masjid Baiturrahman masih berdiri kokoh, kedahsyatan tsunami tak mampu menghancurkan rumah Allah ini.

Makam Raja Aceh Sultan Iskandar Muda
Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh
Sultan Iskandar Muda lahir di tanah Aceh pada 27 September 1636, beliau merupakan sultan terbesar dalam sejarah kejayaan Kesultanan Aceh, saat itu kesultanan Aceh menjadi salah satu pusat perdagangan dan pembelajaran Islam di Nusantara. Makan Sultan Iskandar Muda berada di baperis, kelurahan peuniti, kecamatan baiturrahman, banda Aceh. Untuk menjangkau lokasi pemakaman sangat mudah karena banyak opsi transportasi yang bisa digunakan.

Benteng Indra Prata
Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh
Benteng ini terletak di desa Ladong, Kec Masjid Raya, Kab Aceh Besar. Disana terdapat sebuah situs sejarah peninggalan kesultanan Aceh yang hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi objek wisata lokal. Meskipun sempat dihantam Tsunami, benteng ini tatap kokoh tak lapuk dimakan usia meskipun sudah berumur ratusan tahun. Sebenarnya benteng ini dibangun oleh Raja Kerajaan Lamuri, Benteng Indra Patra ini bahkan berlangsung hingga masa Islam di Aceh benteng ini juga dipergunakan sebagai benteng pertahanan bagi Kerajaan Aceh Darussalam.
http://jagosejarah.blogspot.co.id/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:06:00 PM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 10:06:00 PM

Sejarah Kerajaan Aceh

Sejarah Kerajaan Aceh
a. Letak Kerajaan
Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar – bandar perdagangan Kerajaan Aceh, mempengaruhi perkembangan kehidupan Kerajaan Aceh dalam segala bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya.

b. Kehidupan Politik
Berdasarkan Bustanus salatin ( 1637 M ) karangan Naruddin Ar-Raniri yang berisi silsilah sultan – sultan Aceh, dan berita – berita Eropa, Kerjaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Raja – raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh :

1. Sultan Ali Mughayat Syah
Adalah raja kerajaan Aceh yang pertama. Ia memerintah tahun 1514 – 1528 M. Di bawah kekuasaannya, Kerjaan Aceh melakukn perluasan ke beberapa daerah yang berada di daerah Daya dan Pasai. Bahkan melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.

2. Sultan Salahuddin
Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemeintahan beralih kepada putranya yg bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 – 1537 M, selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahaan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosostan yg tajam. Oelh karena itu, Sultan Salahuddin digantiakan saudaranya yg bernama Alauddin Riayat Syah al-Kahar.

3. Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar
Ia memerintah Aceh dari tahun 1537 – 1568 M. Ia melakukan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemeintahan Kerajaan Aceh.

Pada masa pemeintahannya, Kerajaan Aceh melakukan perluasaan wilayah kekuasaannya seperti melakukan serangan terhadap Kerajaan Malaka ( tetapi gagal ). Daerah Kerajaan Aru berhasil diduduki. Pada masa pemerintahaannya, kerajaan Aceh mengalami masa suram. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi.

4. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607 – 16 36 M. Di bawah pemerintahannya, Kerjaan Aceh mengalami kejayaan. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar adn berkuasa atas perdagangan Islam, bahakn menjadi bandar transito yg dapat menghubungkan dgn pedagang Islam di dunia barat.
Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Ace, Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan Aceh dgn menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah – daerah penghasil lada. Sultan Iskandar Muda juga menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir Sumatera bagian barat. Selain itu, kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah – daerah seperti Aru, pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri, sehingga di bawah pemerintahannya Kerajaan aceh memiliki wilayah yang sangat luas.
Pada masa kekeuasaannya, terdapat 2 orang ahli tasawwuf yg terkenal di Ace, yaitu Syech Syamsuddin bin Abdullah as-Samatrani dan Syech Ibrahim as-Syamsi. Setelah Sultam iskandar Muda wafat tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Thani

5. Sultan Iskandar Thani.
Ia memerinatah Aceh tahun 1636 – 1641 M. Dalam menjalankan pemerintahan, ia melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri. Ia menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri sangat di hormati oleh Sultan Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh rakyat Aceh. Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, tahta kerjaan di pegang oleh permaisurinya ( putri Sultan Iskandar Thani ) dgn gelar Putri Sri Alam Permaisuri ( 1641-1675 M ).

6. Sultan Sri Alam (1575-1576).
7. Sultan Zain al-Abidin (1576-1577).
8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589)
9. Sultan Buyong (1589-1596)
10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604).
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636).
13. Iskandar Thani (1636-1641).
14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675).
15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)
16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)
17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699)
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)
19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)
21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)
22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727)
23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)
24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)
25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781)
26. Sultan Badr al-Din (1781-1785)
27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
28. Alauddin Muhammad Daud Syah.
29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)
30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)
31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838)
32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)
33. Sultan Mansur Syah (1857-1870)
34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)

c. Kehidupan Ekonomi
Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat. Dearahnya yg subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah – daerah pantai timur dan barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting timah dan lada.
Aceh dapat berkuasa atas Selat Malaka yg merupakan jalan dagang internasional. Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dgn Aceh. Barang – barang yg di ekspor Aceh seperti beras, lada ( dari Minagkabau ), rempah – rempah ( dari Maluku ). Bahan impornya seperti kain dari Koromendal
( india ), porselin dan sutera ( dari Jepang dan Cina ), minyak wangi ( dari Eropa dan Timur Tengah ). Kapal – kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai Laut Merah.

d. Kehidupan Sosial
Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan berkembangnya sisitem feodalisme & ajaran agama Islam di Aceh. Kaum bangsawan yg memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil disebut golongan Teuku, sedabg kaum ulama yg memegang peranan penting dlm agama disebut golongan Teungku. Namun antara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yg kemudian melemahkan aceh. Sejak berkuasanya kerajaan Perlak ( abad ke-12 M s/d ke-13 M ) telah terjadi permusuhan antara aliran Syiah dgn Sunnah Wal Jamma’ah. Tetapi pd masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda aliran Syiah memperoleh perlindungan & berkembang sampai di daera – daerah kekuasaan Aceh.
Aliran ini di ajarkan oleh Hamzah Fasnsuri yg di teruskan oleh muridnya yg bernama Syamsudin Pasai. Sesudah Sultan Iskandar Mud wafat, aliran Sunnah wal Jama’ah mengembangkan islam beraliran Sunnah wal Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yg berjudul Bustanussalatin ( taman raja – raja dan berisi adat – istiadat Aceh besrta ajarn agama Islam )

e. Kehidupan Budaya
Kejayaan yg dialami oleh kerajaan Aceh tsb tidak banyak diketahui dlm bidang kebudayaan. Walupun ada perkembangan dlm bidang kebudaaan, tetapi tdk sepesat perkembangan dalam ativitas perekonomian. Peninggalan kebuadayaan yg terlihat nyata adala Masjid Baiturrahman.
Penyebab Kemunduran Kerajaan Aceh

* Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tdk ada raja – raja besar yg mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani ( 1637 – 1641 ), sebagai pengganti Sultan Iskandar Muda, kemunduran itu mulai terasa & terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
* Timbulnya pertikaian yg terus menerus di Aceh aantara golongan bangsawan ( teuku ) dgn golongan utama ( teungku ) yg mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh. Antara golongan ulama sendiri prtikaian terjadi karena prbedaan aliran dlmm agama ( aliran Syi’ah dan Sunnah wal Jama’ah )
* Daerah kekuasaannya banyak yg melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perlak, Minangkabau, dan Siak. Negara – negara itu menjadikan daerahnya sbg negara merdeka kembali, kadang – kadang di bantu bangsa asing yg menginginkan keuntungan perdagangan yg lebuh besar.

Kerajaan Aceh yg berkuasa selama kurang lebih 4 abad, akhinya runtuh karena dikuasai oleh Belanda awal abad ke-20.
http://stiebanten.blogspot.co.id/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 09:55:00 PM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 09:55:00 PM

Sejarah Dan Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai

Sejarah Dan Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai
Sejarah Dan Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai
Berdasarkan Hikayat Raja-raja Pasai, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh Marah Silu, sesudah sebelumnya ia menyingkirkan seorang raja yg bernama Sultan Malik al-Nasser. Marah Silu ini sebelumnya berada pada satu kawasan yg disebut dengan Semerlanga kemudian sesudah naik tahta bergelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau 1297 M.

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama Pasai & Samudera telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan yg berbeda, namun dlm catatan Tiongkok nama-nama tersebut tak dibedakan sama sekali. Marco Polo dlm lawatannya mencatat beberapa daftar kerajaan yg ada di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec [Perlak], Basma & Samara [Samudera]. Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad Malik az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.

Sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia & digantikan oleh anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahir & memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian menceritakan bahwa sultan di negeri Samatrah [Samudera] menyambutnya dengan penuh keramahan, & penduduknya menganut Mazhab Syafi’i.

Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik az-Zahir putra Sultan Mahmud Malik az-Zahir, datang serangan dari Majapahit antara tahun 1345 & 1350, & menyebabkan Sultan Pasai terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan. Kesultanan Pasai juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, ialah kerajaan Islam yg terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe & Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai, & ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas & perak dengan tertera nama rajanya. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yg bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dlm kitab Rihlah ila l-Masyriq [Pengembaraan ke Timur] karya Abu Abdullah ibn Batuthah [1304–1368], musafir Maroko yg singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh sesudah serangan Portugal pada tahun 1521. Penemuan makam Sultan Malik as-Saleh yg bertarikh 696 H atau 1297 M, dirujuk oleh sejarahwan sebagai tanda telah masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-13. Walau ada pendapat bahwa kemungkinan Islam telah datang lebih awal dari itu. Hikayat Raja-raja Pasai memang penuh dengan mitos & legenda namun deskripsi ceritanya telah membantu dlm mengungkap sisi gelap sejarah akan keberadaan kerajaan ini. Kejayaan masa lalu kerajaan ini telah menginspirasikan masyarakatnya untuk kembali menggunakan nama pendiri kerajaan ini untuk Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe.

Sistem Pemerintahan Samudera Pasai
Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye [Sungai Jambu Air] dengan Krueng Pase [Sungai Pasai], Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yg menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tak memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu, yg berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya. Pada kawasan inti kerajaan ini terdapat masjid, & pasar serta dilalui oleh sungai tawar yg bermuara ke laut. Ma Huan menambahkan, walau muaranya besar namun ombaknya menggelora & mudah mengakibatkan kapal terbalik. Sehingga penamaan Lhokseumawe yg bisa bermaksud teluk yg airnya berputar-putar kemungkinan berkaitan dengan ini.

Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar & kadi. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, & penguasanya juga bergelar sultan.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yg tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide [Kerajaan Pedir] disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan yg buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai & mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.

Agama & budaya Masyarakat Pasai
Islam merupaken agama yg dianut oleh masyarakat Pasai, walau pengaruh Hindu & Buddha juga turut mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan & Tomé Pires, telah membandingkan & menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan & kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka & hubungan yg akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dlm Sulalatus Salatin.

Keruntuhan Pemerintahan Kesultanan Pasai, Akibat Perang Saudara
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yg mengakibatkan perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh sesudah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yg sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, & kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Penguasa Kesultanan Pasai
1267-1297, Sultan Malik as-Saleh [Marah Silu], Hikayat Raja-raja Pasai & makam raja
1297-1326, Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Koin emas telah mulai diperkenalkan
1326-1345, Sultan Mahmud Malik az-Zahir, Dikunjungi Ibnu Batutah
1345-1383, Sultan Ahmad Malik az-Zahir, Diserang Majapahit
1383-1405, Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Dikunjungi Cheng Ho
1405-1412, Sultanah Nahrasiyah, Raja perempuan, [janda Sultan Pasai sebelumnya]
1405-1412, Sultan Sallah ad-Din, Menikahi Sultanah Nahrasiyah
1412-1455, Sultan Abu Zaid Malik az-Zahir, Mengirim utusan ke Cina
1455-1477, Sultan Mahmud Malik az-Zahir II,
1477-1500, Sultan Zain al-Abidin ibn Mahmud Malik az-Zahir II,
Sultan Zain al-Abidin II
1501-1513, Sultan Abd-Allah Malik az-Zahir,
1513-1521, Sultan Zain al-Abidin III, Penaklukan oleh Portugal

Masa kejayaan Samudera pasai

Kemajuan Pertanian & Perdagangan Kesultanan Pasai
Masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yg dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2. 5 meter yg disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yg disusun dengan rotan, & di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan. Pasai merupaken kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya, dlm catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut deureuham [dirham] yg dibuat 70% emas murni dengan berat 0. 60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.

Sistem Pemerintahan Kesultanan Pasai
Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye [Sungai Jambu Air] dengan Krueng Pase [Sungai Pasai], Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yg menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tak memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu, yg berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya. Pada kawasan inti kerajaan ini terdapat masjid, & pasar serta dilalui oleh sungai tawar yg bermuara ke laut. Ma Huan menambahkan, walau muaranya besar namun ombaknya menggelora & mudah mengakibatkan kapal terbalik. Sehingga penamaan Lhokseumawe yg bisa bermaksud teluk yg airnya berputar-putar kemungkinan berkaitan dengan ini.

Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar & kadi. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, & penguasanya juga bergelar sultan. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera.

Pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yg tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide [Kerajaan Pedir] disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan yg buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai & mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.

Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir
Kesultanan Pasai kembali bangkit dibawah pimpinan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir tahun 1383, & memerintah sampai tahun 1405. Dalam kronik Cina ia juga dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki, & disebutkan ia tewas oleh Raja Nakur. Selanjutnya pemerintahan Kesultanan Pasai dilanjutkan oleh istrinya Sultanah Nahrasiyah. Armada Cheng Ho yg memimpin sekitar 208 kapal mengunjungi Pasai berturut turut dlm tahun 1405, 1408 & 1412. Berdasarkan laporan perjalanan Cheng Ho yg dicatat oleh para pembantunya seperti Ma Huan & Fei Xin. Secara geografis Kesultanan Pasai dideskripsikan memiliki batas wilayah dengan pegunungan tinggi disebelah selatan & timur, serta jika terus ke arah timur berbatasan dengan Kerajaan Aru, sebelah utara dengan laut, sebelah barat berbatasan dengan dua kerajaan, Nakur & Lide.

Sedangkan jika terus ke arah barat berjumpa dengan kerajaan Lambri [Lamuri] yg disebutkan waktu itu berjarak 3 hari 3 malam dari Pasai. Dalam kunjungan tersebut Cheng Ho juga menyampaikan hadiah dari Kaisar Cina, Lonceng Cakra Donya. Sekitar tahun 1434 Sultan Pasai mengirim saudaranya yg dikenal dengan Ha-li-zhi-han namun wafat di Beijing. Kaisar Xuande dari Dinasti Ming mengutus Wang Jinhong ke Pasai untuk menyampaikan berita tersebut.
http://www.sejarahnusantara.com/

Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:53:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:53:00 AM

Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai

Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
Situs Samudera Pasai terletak di desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera Geudong, sekitar 20 kilometer dari Lhokseumawe ibukota Kabupaten Aceh Utara. Ibnu Battutah, musafir Islam terkenal asal Maroko, Afrika utara mencatat hal yang sangat berkesan bagi dirinya saat mengunjungi sebuah kerajaan di pesisir pantai timur Sumatera sekitar tahun 1345 Masehi. Setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Mynmar), Ibnu Battutah mendarat di tempat yang sangat subur.

Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
Perdagangan di daerah itu sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata uang emas. Ia semakin takjub karena ketika turun ke kota ia mendapati sebuah kota besar yang sangat indah dengan dikelilingi dinding dan menara kayu.

Kota perdagangan di pesisir itu adalah ibukota Kerajaan Samudera Pasai. Samudera Pasai (atau Pase jika mengikuti sebutan masyarakat setempat) bukan hanya tercatat sebagai kerajaan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Islam di Nusantara. Pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Pelabuhannya diramaikan oleh pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, Cina, dan Eropa.

Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikussaleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1270 Masehi.

Ia menikah dengan Ganggang Sari, seorang putri dari dari kerajaan Islam Peurelak. Dari pernikahan itu, lahirlah dua putranya yang bernama Malikul Dhahir dan Malikul Mansyur. Setelah keduanya beranjak dewasa, Malikussaleh menyerahkan tahta kepada anak sulungnya Malikul Dhahir.
Ia mendirikan kerajaan baru bernama Pasai. Ketika Malikussaleh wafat, Malikul Dhahir menggabungkan kedua kerajaan itu menjadi sebuah kerajaan dengan nama Samudera Pasai.
Dalam kisah perjalannya ke Pasai, Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin. Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, Malikul Dhahir tidak pernah bersikap jemawa. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah. Para tamunya dipersilahkan duduk di atas hamparan kain,
sedangkan ia langsung duduk di tanah tanpa beralas apa-apa.
Dengan cermin pribadinya yang begitu rendah hati, raja yang memerintah Samudera Pasai dalam kurun waktu 1297-1326 Masehi ini, pada batu nisannya dipahat sebuah syair dalam bahasa Arab, yang artinya, "Ini adalah makam yang mulia Malikul Dhahir, cahaya dunia sinar agama".
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Bersamaan dengan Pidie, Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000 - 10.000 bahara setiap tahuannya, selain komoditas lain seperti sutra, Kapur Barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju, Samudera Pasai mengelarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Salah satunya yang terbuat dari emas dikenal sebagai uang Dirham.

Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Pedagang-pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di Pelabuhan Samudera Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.

Selain sebagai pusat perdagangan, Pasai juga menjadi pusat perkembangan Islam di Nusantara. Kebanyakan Mubalig Islam yang datang Ke Jawa dan daerah lain berasal dari Pasai. Eratnya pengaruh Kerajaan Samudera Pasai dengan perkembangan Islam di Jawa juga terlihat dari sejarah dan latar belakang para Wali Songo. Sunan Kalijogo memperistri anak Maulana Ishak, Sultan Pasai. Sunan Gunung Jati lahir dan besar di Pasai. Laksamana Cheng Ho tercatat juga pernah berkunjung ke Pasai demikian juga Musafir Eropa, Marcopolo.

Sejarah Pasai yang begitu panjang masih bisa ditelusuri lewat sejumlah situs makam para pendiri kerajaan dan keturunannya di makam raja-raja itu. Makam itu menjadi saksi satu-satunya karena peningalan lain seperti istana sudah tidak ada. Makam Sultan Malikussaleh dan cucunya, Ratu Nahrisyah, adalah dua kompleks situs yang tergolong masih terawat. Makam Sultan Malikussaleh berada di mulut pintu masuk ke cagar budaya Samudera Pasai. Sekitar satu kilometer dari makam itu terdapat lokasi yang dahulunya adalah istana Kerajaan Pasai. Di atas tanah seluas lebih lima hektar, aura kebesaran Kerajaan Samudera Pasai masih sangat terasa. Di lokasi itu juga terdapat makam Peut Ploh Peut (44), ulama yang meninggal karena dieksekusi Raja Bakoi, salah satu raja di Pasai. Raja menganggap ke-44 ulama itu sebagai lawan politiknya dan memerintahkan agar mereka dibunuh. Akibat tindakannya yang sewenang-wenang, rakyat menjuluki dia Raja Bakoi, yang menurut masyarakat setempat berarti pelit.
( Disadur dari tulisan Doty Damayanti )
http://goenaar.blogspot.co.id/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:38:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:38:00 AM

Peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai

Ada banyak sekali peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang masih bisa kita temui di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kerajaan yang didirikan oleh Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as-Saleh, kesultanan ini dibangun pada tahun 1267. Namun sayangnya kerajaan Pasai pada tahun 1521 akhirnya runtuh setelah serangan dari Portugal.

Namun demikian masih ada beberapa peninggalan sejarah yang masih terawat hingga saat ini. Bagi yang tinggal di sekitar Sumatra Utara pasti sudah tahu apa saja peninggalan dari kerajaan ini. Tapi bagi yang belum tahu berikut ini adalah beberapa peninggalan yang bisa kita lihat langsung apabila datang ke Aceh diantaranya:

Cakra Donya
Peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai
Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.

Makam Sultan Malik Al-Shaleh
Makam ini terletak di Desa Beuringin, Kec Samudera letaknya kurang lebih 17km sebelah timur kota Lhokseumawe.

Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
Malik Al-Zahir adalah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 sampai 1326M. letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.

Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan beliau merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.

Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.

Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)
Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.

Stempel Kerajaan Samudra Pasai
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bagian gagangnya.

Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Adalah surat tulisan Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
http://jagosejarah.blogspot.co.id/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:18:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 08:18:00 AM

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

sejarah kerajaan samudera pasai
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Pada tahun 1348, Sultan Malik al-Zahir wafat, kemudian takhta kerajaan dipegang oleh Zainal Abidin. Pada masa Zainal Abidin inilah, Majapahit berhasil menguasai Samudera Pasai. Dengan demikian, Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Setelah Majapahit mengalami kehancuran, Samudera Pasai tegak kembali. Keberadaan Samudera Pasai sampai tahun 1405 masih terdengar diberitakan oleh Mohammad Cheng Ho pemimpin armada Cina, yang beragama Islam, dan sempat singgah di Samudera Pasai.

Setelah Zainal Abidin, kerajaan ini tidak terdengar lagi karena telah tergeser oleh Kerajaan Malaka. Perekonomian masyarakat Samudera Pasai tergantung dari perdagangan. Posisinya yang berada di jalur perdagangan internasional dimanfaatkan oleh kerajaan ini untuk kemajuan ekonomi rakyatnya.

Menurut beberapa sumber sejarah, diketahui bahwa banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh di Pelabuhan Pasai. Kerajaan ini berusaha menyiapkan bandar-bandar yang dapat digunakan untuk menambah bahan perbekalan, mengurus perkapalan, mengumpulkan dan menyimpan barang dagangan, baik yang akan dikirim ke luar negeri maupun yang disebarkan di dalam negeri.

Keadaan masyarakat Samudera Pasai pada saat itu, diketahui dari catatan perjalanan Marcopolo dan Ibn Batutah. Menurut catatan perjalanan mereka, masyarakat Pasai adalah masyarakat pedagang yang beragama Islam terutama mereka yang tinggal di pesisir pantai timur Sumatra. Menurut catatan mereka ini juga diketahui bahwa kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat penyebaran agama Islam ke kawasan sekitarnya di Sumatra dan Malaka. Orang-orang Pasai yang telah memeluk Islam menjadi golongan yang berperan dalam menyebarkan Islam, selain golongan pedagang dan ulama setempat.

Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai, diatur menurut aturan-aturan dan hukum-hukum Islam yang mempunyai kesamaan dengan daerah Arab, sehingga daerah kerajaan Samudera Pasai mendapat julukan daerah Serambi Mekkah.

Berikut ini urutan raja-raja yang memerintah di Samudera Pasai:

1. Sultan Malik as Saleh (Malikul Saleh)
2. Sultan Malikul Zahir, meninggal tahun 1326
3. Sultan Muhammad, wafat tahun 1354
4. Sultan Ahmad Malikul Zahir atau Al Malik Jamaluddin, meninggal tahun 1383
5. Sultan Zainal Abidin, meninggal tahun 1405
6. Sultanah Bahiah (puteri Zainal Abidin), sultan ini meninggal pada tahun 1428.

Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
Menurunnya peranan Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai. Di bawah kekuasaan Samudera Pasai, jalur perdagangan di Selat Malaka berkembang pesat. Banyak pedagang-pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat yang berlabuh di Pidie, Perlak, dan Pasai.

Pada masa raja Hayam Wuruk berkuasa, Samudera Pasai berada di bawah kendali Majapahit. Walau demikian Samudera Pasai diberi keleluasan untuk tetap menguasai perdagangan di Selat Malaka. Belakangan diketahui bahwa sebagian wilayah dari Kerajaan Majapahit sudah memeluk agama Islam.

Karena letak Kerajaan Pasai pada aliran lembah sungai membuat tanah pertanian subur, padi yang ditanami penduduk Kerajaan Islam Pasai pada abad ke-14 dapat dipanen dua kali setahun, berikutnya kerajaan ini bertambah makmur dengan dimasukkannya bibit tanaman lada dari Malabar. Selain hasil pertanian yang melimpah ruah di dataran rendah, di dataran tinggi (daerah Pedalaman juga menghasilkan berbagai hasil hutan yang di angkut ke daerah pantai melalui sungai. Hubungan perdagangan penduduk pesisir dengan penduduk pedalaman adalah dengan sistem barter.

Karena letaknya yang strategis, di Selat Malaka, di tengah jalur perdagangan India, Gujarat, Arab, dan Cina, Pasai dengan cepat berkembang menjadi besar. Sebagai kerajaan maritim, Pasai menggantungkan perekonomiannya dari pelayaran dan perdagangan. Letaknya yang strategis di Selat Malaka membuat kerajaan ini menjadi penghubung antara pusat-pusat dagang di Nusantara dengan Asia Barat, India, dan Cina. Salah satu sumber penghasilan kerajaan ini adalah pajak yang dikenakan pada kapal dagang yang melewati wilayah perairannya.

Berdasarkan catatan Ma Huan yang singgah di Pasai pada 1404, meskipun kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai menurun seiring munculnya Kerajaan Aceh dan Malaka, namun negeri Pasai ini masih cukup makmur. Ma Huan adalah seorang musafir yang mengikuti pelayaran Laksamana Cheng Ho, pelaut Cina yang muslim, menuju Asia Tenggara (termasuk ke Jawa).

Kehidupan Agama Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan dua kerajaan kembar, yakni Samudera dan Pasai, kedua-duanya merupakan kerajaan yang berdekatan. Ketika Nazimuddin al-Kamil (Laksamana asal Mesir) menetap di Pasai, kedua kerajaan tersebut akhirnya dipersatukan dan Pemerintahan menjalankan sistem nilai-nilai Islam.

Samudera PasaiKerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pesisir sehingga pengaruhnya hanya berada di bagian Timur Sumatera. Samudera Pasai berjasa menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok di Sumatera, bahkan menjadi pusat penyebaran agama. Selain banyaknya orang Arab menetap dan banyak ditemui persamaan dengan kebudayaan Arab, atas jasa-jasanya menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara wilayah itu dinamakan Serambi Mekah.

Berdasarkan catatan Batutah, Islam telah ada di Samudera Pasai sejak seabad yang lalu, jadi sekitar abad ke-12 M. Raja dan rakyat Samudera Pasai mengikuti Mazhab Syafei. Ketika singgah di pelabuhan Pasai, Batutah dijemput oleh laksamana muda dari Pasai bernama Bohruz. Lalu, laksmana tersebut memberitakan kedatangan Batutah kepada raja. Ia diundang ke Istana dan bertemu dengan Sultan Muhammad, cucu Malik as-Saleh. Setelah setahun di Pasai, Batutah segera melanjutkan pelayarannya ke Cina, dan kembali ke Samudera Pasai lagi pada 1347.

Bukti lain dari keberadaan Pasai adalah ditemukannya mata uang dirham sebagai alat tukar dagang. Pada mata uang ini, tertulis nama para sultan yang memerintah Kerajaan. Nama-nama sultan (memerintah dari abad ke-14 hingga 15) yang tercetak pada mata uang tersebut di antaranya Sultan Alauddin, Mansur Malik Zahir, Abu Zaid Malik Zahir, Muhammad Malik Zahir, Ahmad Malik Zahir, dan Abdullah Malik Zahir.

Dengan munculnya pusat politik dan perdagangan baru di Malaka pada abad ke-15 merupakan faktor yang menyebabkan Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran. Hancur dan hilangnya peranan Pase dalam jaringan antar bangsa, yaitu ketika suatu pusat Kekuasan baru muncul di ujung barat pulau Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-16. Pasai ditaklukan dan dimasukkan ke dalam wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Lonceng Cakra Donya hadiah dari Raja Cina untuk Kerajaan Islam Samudera Pasai dipindahkan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).

Namun demikian, dari perjalanan sejarah Pasai antara akhir abad ke 13 sampai awal abad ke 16 memang menunjukkan Kerajaan Samudera Pasai muncul dan berkembang. Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan yang terjadi di luar Pasai itu sendiri. Walaupun Kerajan Islam Samudera Pasai berhasil ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah, namun peninggalan dari Kerajaan ini masih banyak dijumpai sampai saat ini.

Pada 1913 dan 1915, J.J. De Vink bangsa Belanda telah mengadakan inventarisasi di bekas peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai. Dan pada 1937, beberapa makam di Samudera Pasai dipugar oleh Pemerintah Belanda. Kemudian pada 1972, 1973, dan 1976. Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai di Kecamatan Samudera Geudong Kabupaten Aceh Utara telah diinventarisasi oleh Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan milik pemerintah Republik Indonesia.

Pada umumnya, tulisan pada makam tersebut belum diteliti seluruhnya dan hal ini perlu penelitian lebih lanjut oleh generasi pada masa sekarang. Berbagai peninggalan sejarah berupa situs makam para raja yang hingga saat ini penduduk di sekitar makam Sultan Malikussaleh sering menemukan mata uang emas (dirham), keramik, dan gelang mata delima yang umumnya ditemukan di sekitar kawasan tersebut.

Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Samudera Pasai, semoga bermanfaat.
http://www.materisma.com/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:55:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:55:00 AM

Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia

Agama Islam adalah salah satu agama besar di Dunia . Agama ini dibawa dan disebarkan Oleh Nabi Muhamad SAW. Agama Islam pertama kali berkembang di Kota Mekah , Arab Saudi . Namun setelah Beberapa Periode Agama Islam Menyebar Keseluruh Dunia. Salah satu negara yang banyak mendapat pengaruh Islam adalah Indonesia.

Kegiatan Pelayaran dan Perdaggangan Merupakan Awal Masuknya Agama Islam ke Nusantara , Pedaggang – Pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat Masuk Indonesia untuk mengadakan hubungan daggang dengan masyarakat Setempat. Mereka Kadang Menetap dulu selama beberapa Bulan di Indonesia sebelum Kembali ke Daerahnya. Selama Tinggal di Indonesia, Para Pedaggang Tersebut Mengajarkan agama islam kepada Penduduk, Agama islam cepat menyebar di masyarakat. banyak orang Indonesia yang Kemudian memeluk Agama Islam.
Sejarah dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia
Adapun Kerajaan – Kerajaan Islam Indonesia sebagi Berikkut:

1. Kerajaan Samudra Pasai
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Kerajaan Samudra Pasai Berdiri pada Abad Ke- 13. Pendiri kerajaan itu adalah SULTAN MALIK AL SALEH. Samudra Pasai terletak di Aceh Utara, dekat kawasan selat Malaka. Wilayah Samudra Pasai Merupakan Jalur Perhubungan Laut yang ramai antara Arab , India , dan Cina. Oleh karena itu samudra pasai dikenal sebagai Pusat Perdaggangan dikawasan itu . samudra Pasai Mengalami kemajuan Yang Pesat , rakyat Hidup makmur dan Sejahtera. Pada tahun 1297 Setelah Sultan Malik Al Saleh Wafat . Ia digantikan Oleh Putranya yang Bernama Sultan Muhammad dan Memerintah Hinggah 1326.

2. Kerajaan Aceh
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Berdirinya kerajaan aceh berawal ketika protugis berhasil menguasai malaka pada tahun 1511. Para pedaggang islam yang sebelumnya berdaggang di malaka enggan melakukan perdaggangan dengan Protugis . pedaggang islam tersebut kemudian mengalihkan perdaggangan ke pelabuhan Aceh menyebapkan kerajaan Aceh Berkembang Pesat.
Kerajaan Aceh didirikan Oleh Ali Mughayat Syah ( 1514-1528) Pusat pemerintahnya berada di kotaraja atau Banda Aceh. Kerajaan Aceh Mencapai Kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ( 1607-1636) . sultan iskandar muda Meluaskan daerah kekuasaanya hinggah meliputi lebih dari separuh Pulau sumatera.

3. Kerajaan Demak
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Kerajaan Demak Muncul sekitar Tahun 1500 . kerajaan Ini didirikan Oleh Raden Patah . ia Memerintah Hingah Tahun 1518. sebelum menjadi kerajaan besar, demak merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Demak adalah sebuah Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa.
Pada tahun 1513, armada Demak di Bawah Pimpinan Pati Unus Menyerang Protugis di Malaka. Pati Unus Adlaah Putra Raden Patah. Namun, Penyerangan ini mengalami Keggalan . atas keberanian tersebut , Pati Unus Mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Pada Tahun 1518 , Raden Patah Wafat . Kedudukanya di Gantikan oleh yang bernama Sultan Treggana.

4. Kerajaan Pajang
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Pendiri Kerajaan Pajang adalah Pangeran Hadiwijaya atau Jaka Tingkir Pada Tahun 1568 sampai dengan 1582. ia menjadi sultan setelah memindahkan Pusat pemerintahan kerjaaan Demak ke Pajang. Sebelum menjadi raja Sultan Hadiwijaya banyak di Bantu oleh Kiai Ageng Pamanahan, Kiai Panjawi, dan Sutawijaya. Berkat jasanya yang besar kepada Kerajaan Pajang , Kiai Ageng Pamanahandi beri Daerah Kekuasaan di Mataram.
Pada Tahun 1582, Sultan Hadi Wijaya wafat dan setelah itu di Pajang terjadi pertikaian untuk memperrebutkan Kekuasaan. akan tetapi pertikaian itu dapat di atasi Oleh Sutawijaya dan kemudian Memindahkan Pusat Pemerintahan dari Pajang ke Mataram.

5. Kerajaan Mataram Islam
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Sutawijaya memimipin Kerajaan Mataram dari tahun 1586 hinggah 1601. ia bergelar PenembahanSenapati Ing alaga sayidin padatagma , artinya Panglima Perang Pemimpin Agama. Kemudian ia Lebih di Kenal sebagai Penembahan Senapati. Pada masa pemerintahanya banyak terjadi Pemberontakan.

6. Kerajaan Cirebon
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Kerajaan Cirebon Terletak di Jawa Barat . Kerajaan ini di dirikan Oleh syarif Hidaytulah atau Sunan Gunugn Jati. Syarif Hidayatulah adalah seorang Ulama yang gigih menyebarkan Agama Islam. Berkat Kegigihanya, Agama islam tersebar di Sebagian Besar daerah Jawa barat . Kerjaan Cirebon terus berkembang selama kepemimpinanya. kerajaan ini berhasil menjalin Hubungan baik dengan Kerajaan Mataram Islam. Karena didirikan Oleh Seorang wali Sanga , kerajaan Mataram Islam sangat Menghormati Cirebon.

7. Kerajaan Banten
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Seperti halnya Kerajaan Cirebon Kerajaan Banten Juga didirikan Oleh Sarif Hidayatulah . pada Mulanya Kerajaan Banten Berada di Bawah Kerajaan Demak. Sejak Pusat Kerajaan Dimak Pindah Ke Pajang, Banten Melepaskan diri dari Kerajaan Demak, kerajaan Banten Berpusat di Serang, Banten.
Raja Pertama Banten adalah Sultan Hasanudin ( 1552-1570 ), Putra tertua Syarif Hidayatulah . di bawah Pemerintahanya, Banten Mengalami Kemajuan di Bidang Perdaggangan.

8. Kerajaan Gowa-Tallo
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Kerajaan ini sering disebut Kerajaan Makasar. Pada Mulanya Gowa dan Tallo adalah dua Kerajaan yang merdeka. Akan tetapi, keduanya sepakat untuk bersatu menjadi kerajaan Makassar. Setelah bersatu, Pusat Pemerintahan Berada di Sombaopu, Makasar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya Kedua Raja Tersebut Bersama – sama Memimpin Kerajaan Makasar. Raja Gowa, Daeng Manrabia di angkat menjadi Raja Makasar bergelar Sultan Alauddin. Sementara Raja Tallo, Karaeng Mantoaya di angkat menjadi Patih Kerajaan Makasar Bergelar Sultan Abdulah.

9. Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore
Daftar Nama Kerajaan Islam Di Indonesia
Kerajaan Ternate Terletak di Pulau Ternate, Maluku Utara. Kerajaan ternate Berdiri Pada Abad Ke- 3. Pusat Kerajaanya Berada di Sumatra. Kerajan Ini berkembang Pesat karena Hasil Buminya yang berupa rempah – rempah.

Raja Ternate yang Pertama Kali Memeluk Islam adalah Sultan Zaenal Abidin. Ternate Mencapai Puncak kejayaan Pada masa pemerintahan Sultan Babullah. Wilayah Kekuasaan Ternate Cukup Luas Hinggah Mencapai Pulau – pulau di Filipina Sekarang. Ternate adalam Pemimpin Persekutuan Lima Atau Uli Lima. Persekutuan ini beranggotakan Bacan, Obi, Seram, Ternate dan Ambon
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:41:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:41:00 AM

Wanita Barbie Asal Indonesia

Ima, Wanita Barbie Asal Indonesia
Inilah Foto Ima, Wanita Barbie Asal Indonesia - Gak disangka ternyata Indonesia memiliki sosok gadis yang sangat cantik dan molek bahkan mirip dengan boneka barbie yang terkenal akan kecantikannya diseluruh dunia, mungkin banyak diantara kita yang tidak percaya akan adanya gadis asli Indonesia yang mirip dengan boneka, karena kita tahunya kebanyakan orang luar saja atau bule yang mirip dengan boneka seperti di artikel 5 Wanita Yang Mirip Boneka Barbie.

Disitu ada perwakilan Asia juga yang berasal dari China, Jepang, dan Korea, namun yang mencengangkan , bahwa sebagian besar diantara para wajah barbie ini berusaha tampak seperti boneka itu dengan operasi besar-besaran, bahkan ada yang rela memotong tulang pinggul demi obsesinya agar tampil bagai boneka.

Adalah Ima, Si Gadis Barbie asal Indonesia yang tidak melakukan hal tersebut, dirinya mengakui bahwa semua yang ada didalam dirinya ini adalah anugerah dari Tuhan, sehingga dia tidak akan mau melakukan operasi plastik dan semacamnya, biarkan natural saja, kulitnya yang putih merona, bentuk tubuhnya yang molek, semua masih original tanpa oplas.

Gadis yang memiliki koleksi boneka barbie ratusan ini juga mempunyai profesi sebagai model dan juga pragawati, sehingga banyak fotonya yang tampil bak boneka barbie hidup, bahkan ada salah satu dari boneka barbienya yang harganya mencapai puluhan juta dan limited editiion, ditanya soal Artis Indonesia yang mirip barbie siapa, Ima menjawab bahwa Mulan Jamila ini mempunyai karakter yang kuat sebagai barbie Indonesia.
http://www.wowkece.com/
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:06:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 07:06:00 AM

5 Wanita Yang Mirip Boneka Barbie

Boneka barbie yang cantik dan sempurna kini bukan hanya menjadi mainan semasa kecil lagi, namun juga menjadi standar ideal untuk merubah penampilan mereka layaknya mainan yang identik dengan kesan glamour dan fashionable. Siapa saja mereka? Ini dia 5 wanita cantik yang dikenal banyak orang karena memiliki wajah Mirip dengan Boneka barbie.

1. Valeria Lukyanova
5 Wanita Yang MIrip Boneka Barbie
Perempuan asal Ukraina yang baru berusia 21 tahun ini rela menghabiskan sejumlah uang agar penampilannya serupa dengan kecantikan boneka barbie. Ia rela menjalani operasi plastik di hampir seluruh bagian tubuhnya untuk menjadikan dirinya serupa dengan barbie. Lihat saja penampilannya, sudah seperti barbie hidup, bukan? Valeria Lukyanova ini kini bekerja sebagai model dan penulis lagu dan puisi.

2. Dakota Rose
5 Wanita Yang MIrip Boneka Barbie
Gadis berusia 16 tahun ini merupakan penggemar berat anime, style ala Jepang, dan barbie. Ia bahkan mengunggah banyak video untuk menunjukan langkah-langkah untuk membuat gaya rambut, tutorial make up, dan model pakaian ala boneka barbie. Gadis yang dikenal dengan sebutan Kota-Koti ini memiliki mata super besar, bibir kecil yang merekah, dan kulit seindah porselen.

3. Venus Angelica
5 Wanita Yang MIrip Boneka Barbie
Sosok barbie dalam kehidupan nyata juga melekat pada Venus Angelica. Gadis yang baru menginjak usia 15 tahun ini sangat gemar menggunakan pakaian dan make up ala barbie. Angelic mengakui awal ketertarikannya adalah pada saat ia tinggal di Jepang selama beberapa tahun. Pada saat itulah ia mulai tertarik dengan budaya Jepang dan dunia anime. Gak hanya dalam masalah fashion, gadis yang berasal dari London ini pun memiliki suara imut, gaya bicara, perilaku, dan gaya hidup layaknya karakter anime.

4. Alodia Gosiengfiao
5 Wanita Yang MIrip Boneka Barbie
Gadis asal Filipin yang lahir pada 9 Maret 1988 ini semakin terkenal setelah meraih penghargaan Cosplayer di Filipina. Wajahnya yang serupa dengan boneka barbie ini menjadikan Alodia Gosengfiao dikenal kreatif dan pintar mendesign tubuhnya sedemikian rupa menjadi sesosok barbie hidup dalam kehidupan nyata. Preastasi lainnya yang berhasil ia raih adalah menjadi duta besar dan VJ untuk animax asia, tampil di berbagai majalah, koran, dan acara televisi, Alodia juga masuk dalam 100 wanita terseksi dalam FHM di Filipina.

5. Wang Jia Yun
5 Wanita Yang MIrip Boneka Barbie
Gadis lainnya yang terkenal dengan paras cantik dan tubuh indah seperti barbie adalah Wang Jia Yun. Gadis cantik yang lahir di Kowloon, Hongkong ini sangat populer di internet Korea karena penampilannya yang tampak seperti barbie hidup. Apalagi Wang Jia Yun memiliki tinggi dan berat badan yang proposional untuk mendukung penampilan barbie-nya, yaitu tinggi 164 cm dengan berat 42 kg.
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 06:50:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 06:50:00 AM

Inilah Negara Yang Tidak Pernah Hujan

Negara yang Tidak Pernah Hujan
ini menjadi salah satu fenomena unik aneh dan seru di dunia. Terlebih lagi awan awan pembawa hujan itu berada diketinggian yang sangat rendah sehingga orang orang disana mampu mengakalinya dengan menggunakan beberapa alat khusus.
Anehnya lagi, walaupun ini merupakan Negara yang Tidak Pernah Hujansuhu udaranya ternyata sangatlah dingin seperti habis hujan kalo ibarat di Indonesia. Kok bisa ya? Nah jika anda penasaran dengan artikel ini, mungkin sebaiknya anda melanjutkan membaca artikel berikut ini.
Negara Yang Tak Pernah Hujan
Negara yang Tidak Pernah Hujan,itu adalah Peru, hal ini menjadikan Peru sebuah negara yang memiliki iklim paling aneh di dunia.  Jika kita tinggal disana mungkin setelah 20 tahun baru bisa merasakan air hujan yang turun.
di gurun yang sangat luas di Amerika Selatan, tempat ini walaupun tidak pernah ada hujan yang turun, banyak tanaman yang tumbuh dengan subur nan hijau. Hal ini mungkin aneh kan kalo kita telisik trus kenapa negara ini tidak pernah hujan?

Nah, ternyata fenomena tersebut sangat berkaitan dengan hembusan angin pasat dari timur ke barat.  Angin itu bertemu di lereng gunung andas yang sangat tinggi menjadikan angin itu naik keatas. Lalu, angin itu menjadi dingin dan menbuat  kelembapan yang tinggi dan akhirnya terbentuk seperti air hujan yang diiringi salju.

Kelembapan di Negara ini sangatlah begitu dingin, dikarenakan saat musim dingin awan yang menggantung cukup rendah  diatas pesisir menjadikan kabut tebal serta hari-harinya dilalui tanpa adanya sinar matahari yang terlihat, sehingga negara ini terlihat gelap dan suhu udara  sangat dingin. Kabut yang sangat dingin di negara ini membuat jalan lima menjadi lembab atau basah dan tumbuhan yang telah kering bisa hidup kembali.

Mulai tahun 1990 masyarakat negar ini memakai pengumpul kabut dengan menggunakan jaring polipropilena yang besar di tempat kabut berkondensasi untuk menampung air dari awan yang  bergantungan cukup rendah dan air tersebut dgunakan untuk minum dan memasak.
Walaupun, ini merupakan suatu
Negara Yang Tak pernah Hujan
Negara yang Tidak Pernah Hujan, masyarakatnya membuat sistem irigasi yang sangat canggih dan di sepanjang pesisirnya banyak ditemui proyek-proyek irigasi. Peru modern telah menyediakan banyak pasokan air yang bisa untuk memenuhi keperluan dalam menaman berbagai jenis tanaman  seperti menanam sayur, jagung, tebu, zaitun, buah-buahan, kapas, serta padi.
Anehnya lagi, jika saat musim hujan turun penduduk Peru akan susah menghadapi, hal ini dikarenakan hujan turun dengan sangat deras disertai banjir besar. Jika hujan telah usai, banjir pun akan dengan cepat di serap oleh gurun pasir sehingga tanaman pun tumbuh lagi dengan subur dan hijau.
Itulah tadi informasi mengenai Negara yang Tidak Pernah Hujan yang bisa beritanewsindo sampaikan semoga bisa menambah wawasan tentang fenomena yang ada di dunia ini karena di dunia ini terdapat banyak fenomena-fenomena yang mungkin belum kita ketahui. Semoga bermanfaat.
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 06:24:00 AM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 10/04/2015 06:24:00 AM