Kamis, 10 September 2015

MISTERI LISTRIK DALAM TUBUH MANUSIA

Berawal dari beranda facebook dan baca curhatan status teman yang menjelaskan bahwa ia kerapkali mengalami kejutan listrik yang tiba-tiba saat memegang benda logam walau tidak dialiri listrik, bahkan sentuhan dengan seseorang pun seringkali mengakibatkan hal yang sama.

Persis...

Saya pun mengalami hal yang ia alami sesekali. Sampai akhirnya memutuskan menelusuri dan membuka banyak artikel tentang hal ini sore-sore, ketika puasa hari ke 14 dengan dahaga dahsyat dimana waktu menunjukkan air kolam ikan, serasa es limun rasa jeruk dan sponge cuci piring seolah berhalusinasi seperti bolu tape.

Oke. Fine. Cukup. Ini sudah di luar konteks.

Kembali, fokus ke artikel yang kelak memastikan setidaknya jika kalian pun mengalami hal yang sama, menghilangkan impian untuk berharap menjadi keturunan dari salah satu pendekar komik bacaan SD jaman dulu dengan julukan “Gundala Putera Petir” karya anak bangsa “Hasmi” yang terinspirasi dari pahlawan superhero The Flash dan tokoh legenda jawa Ki Ageng Selo yang diterbitkan oleh Kentjana Agung, tokoh-tokoh superhero yang memiliki kekuatan listrik.

Dari banyak penelusuran, menjelaskan bahwa tidak heran hal tersebut terjadi dan sangat normal mengingat manusia berfungsi sebagai konduktor, sebab sel-sel manusia yang jumlahnya triliunan itu masing-masing mempunyai muatan listrik sebesar 90v/m dengan muatan positif diluar membran sel dan muatan negative di dalamnya. Andai muatan listrik antara satu sel dengan sel lainnya dibuat hubungan seri maka tubuh manusia berpotensi menghasilkan tegangan listrik yang lebih besar tentunya. Seperti yang dilakukan oleh manusia listrik Jacob William yang dapat menyalakan lampu neon dengan tegangan listrik 20 watt hanya dengan menyentuhnya saja. Manusia yang memiliki kemampuan seperti belut listrik dinamakan “Poikilothermis” mereka dapat menyimpan listrik dan meninggalkan voltase dengan sentuhan tangan.

Pernah terjadi juga kepada Xue Dibo asal Urumqi, Cina. Setiap kali ia menyentuh seseorang maka orang itu akan terkejut karena kesetrum. Namun setelah ia mampu menguasai kemampuannya tersebut ia dapat menyembuhkan orang lain dengan mengalirkan gelombang listrik ke tubuh pasien. Hal yang sama yang dialami Vorobyeva yang memiliki tenaga dalam dengan kemampuan listriknya ia mampu melihat organ dalam manusia dengan mata telanjang, hingga mendapatkan penghargaan medis sebagai pendamping dokter. Ia sukses luar biasa dan tak pernah membuat kesalahan. Dan masih banyak lagi kasus listrik statis yang sangat ekstreem seperti yang dialami oleh Frank Clewer, yang pada saat itu sedang wawancara kerja, ketika ia memasuki ruangan, karpet yang diinjaknya segera terbakar. Ini disebabkan oleh jaket yang ia kenakan berbahan nylon sintetis dan kemeja wol. Sehingga pakaian tersebut menumpuk listrik statis dari tubuhnya, ketika ia berjalan di atas karpet, maka listrik tersebut terlepas dari tubuh sehingga menyebabkan karpet tersebut terbakar. Beruntung, listrik di tubuh saya tidak se-ektsreem mereka.

Bahkan lebih tragis lagi kasus Spontaneous Human Combustion. Saya pun pernah membaca tentang artikel yang menceritakan kejadian tanggal 2 November 2009, mayat seorang wanita ditemukan di sebuah trailer di Brevard County, Florida. Mayat itu berada dalam kondisi habis terbakar. Tapi anehnya, benda-benda di dalam trailer di dekat mayat sama sekali tidak terlihat hangus. Spontaneous Human Combustion (SHC) atau pembakaran spontan manusia adalah fenomena ketika seorang manusia terbakar menjadi abu tanpa sebab yang diketahui secara pasti. Peristiwa Ini dianggap sebagai salah satu misteri terbesar yang masih belum terjawab, bahkan setelah 350 tahun sejak kasus pertama dilaporkan. Sejarah Spontaneous Human Combustion
Fenomena SHC pertama kali diketahui secara luas oleh publik dari seorang ahli anatomi Denmark bernama Thomas Bartholin. Pada tahun 1663, ia menceritakan bagaimana seorang wanita di Paris ditemukan telah menjadi abu dan asap di atas tempat tidurnya. Anehnya, matras jerami tempat ia berbaring sama sekali tidak gosong.

Pada tahun 1673, fenomena ini mulai mendapat perhatian cukup besar ketika seorang Perancis bernama Jonas Dupont mempublikasikan kasus-kasus SHC yang berhasil dikumpulkannya dalam sebuah buku yang berjudul "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis".

Sejak cerita Thomas Bartholin pertama kali terdengar hingga kini, paling tidak terdapat 200 laporan mengenai peristiwa misterius ini.

Pola Korban Spontaneous Human Combustion
Dari 200 laporan yang masuk, terdapat pola yang hampir sama ditemukan pada semua tubuh korban atau lokasi kejadian.

Tubuh korban umumnya telah terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Ini menunjukkan api yang membakar lebih panas dibanding api biasa. Biasanya yang tersisa dari korban hanyalah potongan tangan atau kaki. Pada sebagian kasus, perut korban masih tersisa sedikit, sedangkan tulang sepenuhnya menjadi abu. Dalam peristiwa ini, benda-benda di sekitar korban tidak pernah terbakar. Dalam beberapa kasus, bahkan seprai tempat korban tidur tidak terbakar sama sekali.

Di lokasi kejadian, umumnya juga ditemukan substansi seperti lemak menyelimuti langit-langit dan dinding. Biasanya lapisan lemak ini mencapai hingga satu meter di atas lantai. Objek-objek yang berada dalam area satu meter ini menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat panas, seperti cermin yang retak atau lilin yang meleleh.

Umumnya peristiwa ini terjadi ketika korban sedang berada di dalam rumahnya sendiri dan petugas koroner yang tiba di lokasi biasanya mencium bau asap dan bau manis di ruangan tempat insiden tersebut terjadi.

Artikel tentang Spontaneous Human Combustion, saya baca kembali di Enigmablogger. Entah ini benar atau tidak. Namun banyak saksi yang terkait dengan fenomena Spontaneous Human Combustion.

Pada tahun 1938, seorang wanita berusia 22 tahun bernama Phyllis Newcombe baru saja selesai berdansa dan bersiap meninggalkan Shire Hall di Chelmsford, Inggris. Sementara ia berjalan menuruni tangga, tiba-tiba ia melihat pakaiannya terbakar tanpa sebab. Ia segera berlari masuk ke ballroom sambil berteriak meminta tolong. Sesaat kemudian ia jatuh tidak sadarkan diri. Beberapa orang yang panik segera bahu membahu memadamkan api yang menjilati Ms Newcombe. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong lagi. Petugas koroner yang menyelidiki kasus ini tidak menemukan indikasi adanya rokok atau sumber api lain yang dapat memicu timbulnya api.

Pada tahun 1982, seorang wanita cacat bernama Jean Lucille Saffin sedang duduk dengan ayahnya yang berusia 82 tahun di Edmonton, London. Menurut cerita ayahnya, tiba-tiba lidah api muncul begitu saja dan menjilat tubuh anaknya. Ia melihat tubuh bagian atas Jean mulai terbakar. Ia dan menantunya berhasil memadamkan api, namun nyawa Jean tidak tertolong.

Lain lagi kisah yang satu ini. Pada September 1985, seorang perempuan muda bernama Debbie Clark sedang berjalan kaki pulang ke rumahnya ketika tiba-tiba ia melihat lidah api berwarna biru yang sesekali terlihat muncul di tubuhnya. Debbie yang tidak menyadari situasi berbahaya ini segera memberitahu ibunya yang panik yang segera memadamkannya dengan air.

Hal yang serupa juga pernah terjadi pada tahun 1980 ketika Susan Motteshead yang sedang berada di dapurnya melihat dirinya tiba-tiba diselubungi oleh api. Namun api tersebut tiba-tiba lenyap sebelum sempat membakar tubuhnya lebih lanjut.

Anehnya, menurut para saksi yang selamat, mereka tidak merasakan adanya rasa panas atau sakit.

Namun lain hal ketika peristiwa pria dan wanita bertatap muka terjadi gelombang electro magnetik yang menyimpan listrik statis dalam getar-getar asmara yang sulit diketahui, itu bukan bagian dari paparan radiasi kosmik luar angkasa yang sanggup membuatmu menjadi salah satu superhero masa depan atau menjelma menjadi peristiwa mengerikan Spontaneous Human Combustion. Melainkan “Cinta” Halah.
Sumber
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 9/10/2015 07:37:00 PM
Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum Updated at: 9/10/2015 07:37:00 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hallo Sahabat Pengetahuan Umum,Selamat Membaca...Dan Mengambil Manfaatnya, Jangan lupa Komentarnya !
NO SARA
NO LINK LIFE
NO DIRTY WORDS